Saturday, April 20, 2013

Adding JPG and GIF Images to MFC Project

1. Open the resource editor for a CDialog Window and add an MFC Picture Control
2. Change the Picture Control's "Type" property from the default "Frame" to "Bitmap"
3. Create a global pointer to a CStatic class object. Ex: CStatic * pPCView;
4. Associate the CStatic pointer with the Picture Control using the function GetDigItem() and casting to the correct data type in OnInitDialog(). We must do this before we want to try to call any methods with the pointer. Ex: pPCView = (CStatic *) GetDigItem(PC_VIEW);
5. Include the file in our globals to provide access to CImage class.
6. In our code where we want to display the image, create a CImage object and a CBitmap object. Ex:
      CImage ViewImage;
      CBitmap ViewBitmap;
7. Load the JPG or GIF file into the CImage object. Ex:
                                          ViewImage.Load(_T("View/Hyosoka.jpg"));
8. Attach the CImage object to the CBitmap Object by passing it as an argument to CBimap's Attach() method and calling detach() on the CImage. Ex: ViewBitmap.Attach(ViewImage.Detach());
9. Call the method SetBitmap() on the pointer to the picture control and pass in the CBitmap as an argument, casting it to HBITMAP. Ex: pPCView->SetBitmap((HBITMAP)ViewBitmap);
10. We will need to add ON_WM_PAINT to our MFC Message Map tags.
11. We should override the MFC OnPaint() method.
12. Call the CPaintDC method, passing in the this pointer.

Monday, October 29, 2012

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri

"Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datangnya)-nya"
{Q.S An-Nahl : 1}

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah kita ingin mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan bencana-bencana yang bakal terjadi di dalamnya? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan ?

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu. Bisa jadi jalan kita akan terhenti sebelum sampai pada jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam ghaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru diduga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal (angan-angan yang terlalu jauh). Secara nalar, tindakan itupun tidak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan krisis ekonomi yang kabarnya akan menimpa. Padahal, semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah setan.
"Setang menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia" {Q.S Al-Baqarah : 268}

Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama setahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di 'genggaman lain' tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak berwujud.

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya. Sebab, hari ini kita sudah sangat sibuk.

Jika kita heran, maka lebih mengherankan lagi orang-orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di dalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan-angan yang berlebihan.

--La Tahzan--