Saturday, February 13, 2010

IBU

Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkannya ke bumi dia bertanya kepada Tuhan

“Para malaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup di sana, saya begitu kecil dan lemah,” kata sang bayi

Tuhan pun menjawab, “ Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu.”

“ Tapi di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia.” Demikian kata si bayi.

Tuhan menjawab, “ Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih bahagia.”

Si bayipun bertanya kembali, “ Dan apa yang dapat saya lakukan saat ingin berbicara kepada-Mu ?”

Sekali lagi Tuhan menjawab, “ Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdo’a. ”

Si bayipun masih belum puas, ia pun bertanya kembali, “ Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya? ”

Tuhanpun menjawab, “ Malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun. ”

Si bayipun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaanya, “ Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi. ”

Dan Tuhanpun menjawab, “ Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu. ”

Saat itu surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suarah lirih bertanya, “ Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti ? ”
Tuhanpun menjawab, “ Kamu dapat memanggil malaikatmu…IBU…”


Kenanglah Ibu yang menyayangimu

Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika engkau pergi

Ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu, tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu?

Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu? …dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit?

Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat engkau dilahirkan

Kembalilah memohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu

Simpanlah sejenak kesibukan-kesibukan duniawi yang selalu membuatmu lupa untuk pulang

Segeralah jenguk ibumu yang berdiri menantimu di depan pintu bahkan sampai malampun kian larut

Jangan biarkan dirimu kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang.

Ketika ibu telah tiada……….

Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu yang menyambut kita

Tak ada lagi senyuman indah…tanda bahagia…..
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya

Yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya

Tak ada lagi yang menyiapkan sarapan pagi untukmu makan, tak ada lagi yang rela merawatmu sampai larut malam ketika engkau sakit…

Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo’akanmu disetiap hembusan nafasnya

Kembalilah segera…peluklah ibu yang selalu menyayangimu…

Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik diakhir hayatnya

Kawan berdo’alah untuk kesehatannya dan rasakanlah pelukan cinta dan kasih sayangnya, jangan biarkan engkau menyesal di masa datang, kembalilah pada ibu yang selalu menyayangimu….

Kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya

Ibu…maafkan aku…..

Sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas



Distributed by:
http://benbego.com & http://benshared.com
mailing list : benbego@yahoogroups.com

Friday, February 12, 2010

BERINTERAKSI DENGAN MUSIBAH

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya, ia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, ia kembali (melalui jalan yang sesat), seolah-olah ia tidak pernah berdoa kepada Kami” (QS.Yunus: 12).

Bencana besar dan beruntun telah menimpa negeri ini. Banjir yang telah melumpuhkan Jakarta belum lama berlalu, namun telah diperkirakan bencana berikutnya akan menyusul, kekeringan. Itulah yang dalam Islam disebut musibah. Sebuah ketentuan Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki, kepada yang taat ataupun yang bermaksiat, kepada yang mukmin maupun kepada yang kafir. Sedih atas sebuah bencana sangat wajar. Namun, bagi setiap muslim telah ada panduan dari Rasul untuk menyikapi sebuah musibah. Sebuah sikap yang sangat bijaksana yang sesungguhnya paling menguntungkan di antara pilihan-pilihan sikap yang lain, berpikir positif.

Sesungguhnya Allah telah menyebut dengan jelas hikmah-hikmah indah yang terkandung dalam sebuah musibah. Yang pertama adalah sebagai peringatan bagi sekalian manusia yang sarat dengan sifat kealpaan. Sesungguhnya seorang muslim harus merasa beruntung jika mendapat teguran dari Rabbnya. Yang kedua adalah sebagai sebuah ujian yang akan meningkatkan derajat ketakwaan. Inilah sifat Zat Yang Mahaagung. Di balik musibah yang diberikan-Nya kepada manusia, Ia telah menyediakan hadiah terindah untuk hamba-Nya. Dengan demikian tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuk menghujat sebuah musibah. Dan yang terakhir yang harus diwaspadai oleh setiap muslim adalah musibah yang juga merupakan tanda-tanda adzab dari Allah.

Bagaimana dengan orang yang sedang merasakan sebuah musibah? Apakah ia dapat merasakan indahnya hikmah musibah?

Hikmah adalah sebuah mutiara yang hilang dari seorang muslim yang sesungguhnya dapat diambil setiap saat dari segala peristiwa, meskipun ia tak mengalaminya sendiri. Saya masih ingat cerita seorang sahabat mengenai seorang temannya. Ia adalah seorang laki-laki yang ganteng, cerdas dan ternyata ia juga anak orang kaya. Teman saya pernah berandai-andai, jika ia seperti lelaki itu mungkin saat ini ia telah jadi bintang sinetron atau model. Tapi ternyata lelaki tadi tidak seperti itu. Dalam perjalanan hidupnya ia mendapat hidayah dari Allah, dan memutuskan untuk berjuang membina diri dengan baik. Kejadian itu membuat sahabat saya berpikir keras. Ia merasa malu, karena ia menyadari bahwa sebetulnya ia tidak sehebat temannya dan juga tidak lebih shaleh. Dari sini, akhirnya ia berusaha untuk lebih baik. Inilah salah satu contoh hikmah yang dapat diambil seorang muslim dari peristiwa yang dialami secara langsung.

Selanjutnya yang harus kita pahami, sesunggunhya setiap kondisi manusia hanya dihadapkan pada dua kondisi, sedih dan bahagia. Segala sesuatu yang dirasakan bisa digolongkan menjadi salah satu dari keduanya. Di saat tidak tertimpa musibah sangat mungkin seseorang lebih memilih bersikap biasa-biasa saja, apalagi jika tidak ada kondisi lain sebagai pembanding. Padahal sesungguhnya tidak seperti itu. Bagi orang-orang yang mempunyai sensivitas yang tinggi segala kondisi yang ia rasakan akan melahirkan sikap waspada. Keputusan terbaik yang akan diambil oleh orang-orang seperti ini adalah memperbanyak syukur. Ada kesempatan berpahala yang Allah berikan dengan keadaan lapang tersebut, yaitu kemudahan untuk membantu orang lain. Dan ketika musibah menimpa, orang mukmin akan menyikapinya sebagai momentum untuk mendapatkan hikmah lain, kesabaran.
(Tabloid MQ edisi 12/TH.II/APRIL 2002)