Tuesday, April 21, 2015

Menikmati Hari Libur

Bagi para pengelana senin sampai jumat, hari sabtu dan minggu menjadi hari yang dinantikan. Apalagi jika pekerjaan sedang banyak-banyaknya. Mungkin baru bisa tidur diatas jam 12 malam. Subuh mesti berangkat kerja lagi. dan baru kembali saat hari sudah hampir berganti. Hari liburrr, adalah anugrah....

Para pekerja sering mengira, bahwa dirinya dituntut kerja lebih keras lagi dari pada pengusaha. Padahal, tidak begitu faktanya. Sejauh yang saya tahu, disaat para pekerja libur; para pengusaha belum berhenti berjuang. Mereka tidak libur, bahkan ketika orang kebanyakan sedang menikmati liburannya.

Lihat misalnya ketika kita liburan. Para pengusaha terus berkarya dengan menyediakan sarana transportasi, restoran, toko souvenir. Dan segala sesuatu yang memanjakan para pekerja yang tengah liburan. And you what ? You spend your money to pay all those things....

Para pengusaha itu bekerja lebih banyak dan lebih lama dari para pekerja pada umumnya. Dan sebagai imbalannya, mereka mendapatkan income lebih besar dari orang kebanyakan.

Apakah ada yang salah dengan itu? Tidak. Itu adalah gambaran nyata bagaimana roda kehidupan kita berjalan. Kesadaran atas fakta itu mestinya menambah rasa syukur kita, bahwa kita; masih diberi kekuatan untuk menjalani lekuk liuknya roda kehidupan.

Sudah sih kalo bersyukur mah. Tapi rasa syukur itu masih sering dikalahkan oleh perasaan bahwa kehidupan orang lain lebih baik dari diri kita. Belum tentu. Toh kita juga tidak tahu kok seperti apa kehidupan mereka sesungguhnya.

Bahkan boleh jadi, orang yang kita kira kehidupannya lebih baik dari kita itu justru mengira kehidupan kita yang lebih baik dari dirinya. Akhirnya kita terpenjara dalam prasangka masing-masing. Dan dalam penjara itu, kita membayangkan betapa enaknya kehidupan orang lain hingga lupa untuk mengoptimalkan nilai dan makna hidup yang sudah kita miliki.

Bagaimana mungkin bisa kita nikmati hidup ini jika demikan kan? Kenikmatan hidup, hanya bisa dirasakan jika kita bersedia berpijak pada kenyataan, bersyukur pada apa-apa yang telah kita punyai serta ridha atas semua ketetapan Allah untuk diri kita. Jika kita biarkan pikiran melanglang buana ke atas awan, kita hanya akan menelan angan-angan semata dan bukan kenyataan.

My friends, mari kita menikmati hidup apapun yang sudah berhasil kita raih. Segala hal yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita. Apapun adanya Alhamdulilaaah... :-). Agar kerasa lezatnya. Dari rasa lezat itu tumbuh rasa syukur. Dari syukur itu timbul kebahagiaan. Dan dalam bahagia itu kita akan berjuang tidak kenal lelah.

Dari perjuangan itu kita memperoleh lebih banyak lagi. Lebih nikmat lagi. Lebih lezat lagi. Lebih syukur lagi. Lebih bahagia lagi. Dan lebih gigih lagi. Sehingga semakin hari kehidupan kita menjadi semakin membaik lagi. Insya Allah... :-)




Di edit dari artikel NatIn bpk Dadang Kadarusman (Author, Trainer, Public Speaker)

No comments:

Post a Comment