Kita sedang membutuhkan cara dan seni bergaul yang beragam bersama orang lain, butuh pemahaman yang mendalam tentang makna persatuan dalam bingkai ukhuwah Islamiyah yang sejati, kita butuh perealisasian kandungan makna kaidah Islam yang agung dan baku seperti yang terdapat dalam hadits Nabi, "Tidaklah sempurna keimanan salah seorang diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya seperti yang ia cintai untuk dirinya sendiri" {HR. Bukhari & Muslim}. Dibutuhkan diskusi yang santai dan rileks, menyatu dalam persahabatan yang tulus, saling menghargai dan mau berbagi, hingga pada puncaknya kita bisa menampakkan keindahan aqidah Islam ini, sehingga pada akhirnya kita menjadi muslim sejati yang bisa memberikan suri tauladan yang baik pada sesama, menjadi kunci kebaikan bagi orang lain diluar agama kita yang banyak sekali warna serta corak dan ragamnya.
Kita juga senantiasa mengoreksi dan mengawasi hati-hati kita, demikian pula dari kalangan penganut agama lain, mereka juga dituntut untuk mengawasi hati-hati mereka. Dengan kejujuran tauhid dalam berinteraksi sambil dibarengi dengan budi pekerti yang tinggi, sehingga kelezatan dan nikmatnya iman bisa dirasakan, dan orang kafir juga bisa mengetahui hakekat agama Islam yang sesungguhnya.
Kita ingin dalam memperbaiki hati bukan hanya sekadar basa basi, tidak pula hati yang dipoles dengan sikap berpura-pura, apalagi menggambarkan sikap lembek yang meremas agama kita, bukan juga dengan cara menggadaikan prinsip dasar dan tujuan pokok yang sudah pasti. Yang dibutuhkan dari semua itu adalah akhlak yang luhur seperti dalam sabda Nabi, "Hanyalah aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur",{HR.Ahmad}.
Mungkin ada yang bertanya, kenapa harus sulit-sulit mencari hati? Maka jawabanya, bukan karena berambisi untuk mencari dunia dan isinya dengan segala keindahannya, jangan pula dipahami karena keinginan untuk menampilkan keindahan dan ketawa'dhuan kita pada orang lain. Tidak, demi Allah bukan itu semua yang mendasari langkah kita, bahkan bukan pula didasari sikap ingin menguasai orang lain dan meminta pujian dari mereka. Akan tetapi, yang mendasari kita untuk melakukan itu adalah karena Rabb kita Yang Maha Tinggi, dalam rangka beribadah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Karena sesungguhnya Allah SWT mencintai keutamaan akhlak dan membenci akhlak yang rendahan. Demikian juga dalam rangka mengikuti panutan dan teladan kita Rasulullah SAW, dimana beliau adalah yang paling baik akhlaknya diantara semua manusia. Dan untuk memperoleh kecintaan dan kedekatan bermajelis bersama Nabi kita pada hari kiamat kelak, sebagaimana telah dikabarkan oleh beliau kepada kita dalam sabdanya,
"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya dengaku besok pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya diantara kalian".{HR. At-Tirmidzi,hadits hasan}.
Lalu yang mendasari kita untuk juga adalah penerapan kandungan yang ada dalam ajaran dan adab agama kita, baik dalam tingkah laku maupun dalam mengucap, tatkala sendirian maupun dihadapan orang banyak, seperti dalam hadits, "Pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik",{HR. At-Tirmidzi,hadits hasan} adalah kerinduan kita yang mendalam pada surga nan abadi, demikian juga agar bisa menjadi amal sholeh yang berat ketika ditimbang pada hari dimana kita semua pasti menemui Allah Azza Wajalla seperti dalam hadits "Maka perkara yang paling banyak menjadikan orang masuk surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang luhur",{HR. At-Tirmidzi, shahih}.
Dan perlu diketahui bahwa tidak ada suatu amalan kelak pada hari kiamat yang bisa menjadikan berat dalam timbangannya seorang mukmin melainkan budi pekerti yang tinggi. Maka tidak ada yang lebih mendorong kita untuk berakhlak serta beradab yang baik melainkan keimanan yang sempurna, karena seorang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu",{QS. Ali Imran : 159}
Jadi keutamaan-keutamaan seperti inilah yang memacu dan memompa semangat kita untuk mencari keindahan akhlak dan menanamkan dalam sanubari kita, lalu menerapkannya dalam tingkah laku keseharian hidup kita. Dengan didasari niat yang ikhlas karena mengharap wajah Allah, dan mencari keridhoannya.
Saudaraku sesama muslim, mari kita bersemangat untuk meraih budi pekerti yang luhur serta berhias dengan yaitu dengan cara bersabar dan melatih serta menata jiwa. Itu yang pertama, adapun yang kedua adalah dengan cara mencari teman yang sholeh serta melihat dan membaca biografi para ulama yang penuh dengan akhlak mereka. Ketiga, membiasakan diri dan rutin membaca buku-buku yang berkaitan tentang keindahan akhlak, diantaranya :
- Kitab 'Adabul Mufrad' karya Imam Bukhari
- Kitab 'Makaarimul Akhlak' karya Ibu Abi Dunya dan al-Khara'ithi
- Buku-buku Syaamil dan akhlak Nabi SAW
- Kitab kontenporer 'al-Akhlaqul Fadhilah' karya Syaikh Abdullah ar-Ruhaili
- Kitab 'Hadzihi Akhlaquna' karya ulama al-Khazin Daar
- Kitab 'Su'ul Khuluq' karya Muhammad al-Hamud, dsb
Jadi jika kita ingin meraba dan rabaan tersebut sampai masuk kedalam hati, atau menginginkan yang lebih tinggi dari itu maka terapkan ketiga hal tersebut diatas. Kemudian selanjutnya banyak mendengar kajian yang berkaitan dengan masalah ini, berulang kali. Karena sesungguhnya ilmu itu dengan belajar, banyak meminta pertolongan dari Allah dan banyak merendah serta berdo'a kepada-Nya.
---Edited from ebook Lorong Hati---