Bagi para pengelana senin sampai jumat, hari sabtu dan minggu menjadi hari yang dinantikan. Apalagi jika pekerjaan sedang banyak-banyaknya. Mungkin baru bisa tidur diatas jam 12 malam. Subuh mesti berangkat kerja lagi. dan baru kembali saat hari sudah hampir berganti. Hari liburrr, adalah anugrah....
Para pekerja sering mengira, bahwa dirinya dituntut kerja lebih keras lagi dari pada pengusaha. Padahal, tidak begitu faktanya. Sejauh yang saya tahu, disaat para pekerja libur; para pengusaha belum berhenti berjuang. Mereka tidak libur, bahkan ketika orang kebanyakan sedang menikmati liburannya.
Lihat misalnya ketika kita liburan. Para pengusaha terus berkarya dengan menyediakan sarana transportasi, restoran, toko souvenir. Dan segala sesuatu yang memanjakan para pekerja yang tengah liburan. And you what ? You spend your money to pay all those things....
Para pengusaha itu bekerja lebih banyak dan lebih lama dari para pekerja pada umumnya. Dan sebagai imbalannya, mereka mendapatkan income lebih besar dari orang kebanyakan.
Apakah ada yang salah dengan itu? Tidak. Itu adalah gambaran nyata bagaimana roda kehidupan kita berjalan. Kesadaran atas fakta itu mestinya menambah rasa syukur kita, bahwa kita; masih diberi kekuatan untuk menjalani lekuk liuknya roda kehidupan.
Sudah sih kalo bersyukur mah. Tapi rasa syukur itu masih sering dikalahkan oleh perasaan bahwa kehidupan orang lain lebih baik dari diri kita. Belum tentu. Toh kita juga tidak tahu kok seperti apa kehidupan mereka sesungguhnya.
Bahkan boleh jadi, orang yang kita kira kehidupannya lebih baik dari kita itu justru mengira kehidupan kita yang lebih baik dari dirinya. Akhirnya kita terpenjara dalam prasangka masing-masing. Dan dalam penjara itu, kita membayangkan betapa enaknya kehidupan orang lain hingga lupa untuk mengoptimalkan nilai dan makna hidup yang sudah kita miliki.
Bagaimana mungkin bisa kita nikmati hidup ini jika demikan kan? Kenikmatan hidup, hanya bisa dirasakan jika kita bersedia berpijak pada kenyataan, bersyukur pada apa-apa yang telah kita punyai serta ridha atas semua ketetapan Allah untuk diri kita. Jika kita biarkan pikiran melanglang buana ke atas awan, kita hanya akan menelan angan-angan semata dan bukan kenyataan.
My friends, mari kita menikmati hidup apapun yang sudah berhasil kita raih. Segala hal yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita. Apapun adanya Alhamdulilaaah... :-). Agar kerasa lezatnya. Dari rasa lezat itu tumbuh rasa syukur. Dari syukur itu timbul kebahagiaan. Dan dalam bahagia itu kita akan berjuang tidak kenal lelah.
Dari perjuangan itu kita memperoleh lebih banyak lagi. Lebih nikmat lagi. Lebih lezat lagi. Lebih syukur lagi. Lebih bahagia lagi. Dan lebih gigih lagi. Sehingga semakin hari kehidupan kita menjadi semakin membaik lagi. Insya Allah... :-)
Di edit dari artikel NatIn bpk Dadang Kadarusman (Author, Trainer, Public Speaker)
Showing posts with label NatIn. Show all posts
Showing posts with label NatIn. Show all posts
Tuesday, April 21, 2015
Tuesday, December 30, 2014
Hadiah Tiket Do'a Makbul
Ada banyak do'a yang sudah dipanjatkan, namun belum kelihatan hasilnya. Maka jika Anda memiliki 1 kesempatan untuk berdo'a yang pasti dikabulkan, apakah akan Anda gunakan untuk meminta hal yang terbaik bagi Anda? Pasti jawabannya Ya... :-)
Tapi, gimana caranya bisa dapat tiket do'a makbul seperti itu? Keistimewaan itu, tidak bisa didapat sembarang orang. Dan hanya diberikan kepada mereka yang mau memperjuangkannya. Misalnya, hamba yang konsisten melakukan qiyammul-lail.
Saya, tidak termasuk orang yang sanggup menjalani proses itu. Untungnya Allah SWT, kadang memberi kesempatan itu kepada orang biasa seperti saya. Misalnya melalui perilaku buruk orang lain. Anda, boleh menyebutnya "Kaum tertindas".
Sayangnya; kita sering terjebak untuk mengumbar sakit hati atau membalas orang itu. Walhasil, tiket do'a terkabul yang hanya satu-satunya itu digunakan untuk mendo'akan keburukan bagi sang pelaku. Bukan meminta kebaikan untuk hidup kita.
Anda, tentu sependapat bahwa kebaikan dalam hidup kita jauh lebih penting daripada membalas keburukan orang lain kan. Tapi, kita suka tergoda menggunakan jatah do'a makbul itu agar Allah SWT membalas keburukan orang tersebut.
Iya, tapi kan orang itu harus merasakan akibat dari perbuatan buruknya. Jadi wajar dong kalau kita do'ain keburukan untuknya biar tahu rasa akibat kelakuannya.
Nggak salah sih kalau mikirnya begitu. Sayangnya, kita hanya punya 1 tiket do'a makbul. Sayang banget kalau digunakan untuk itu. Mendingan dipakai untuk meminta segala kebaikan, kesehatan, kelapangan rezeki, kelancaran usaha, dan hal positif lainnya untuk kita.
Lantas, bagaimana soal pembalasan pada orang itu? Sudahlah, nggak usah dipikirin. Jika Anda yakin bahwa setiap perbuatan manusia ada balasannya, maka hal itu akan terjadi tanpa kita mendo'akannya. Otomatis bakal terjadi yang begitu mah. Gak kita minta juga Allah pasti membalasnya kan.
Soal kedzaliman, tidak hanya dilakukan oleh pengusaha pada rakyatnya. Bukan hanya dari si kuat pada si lemah. Tidak selalu dari orang besar pada orang kecil. Bisa dari siapa saja kepada siapa saja. Dan bisa terjadi dimana saja, seperti ditempat kerja, di sekolah, di kampus, di jalan, di facebook, dsb.
Maka mulai sekarang, kita mesti berlatih untuk menahan diri dari keinginan membalas keburukan orang lain dengan menghambur-hamburkan tiket do'a makbul kita. Mari manfaatkan do'a makbul itu untuk meminta segala kebaikan. Supaya setiap perlakuan buruk yang kita terima, menjadi pembuka pintu-pintu kebaikan Ilahi untuk kita. :-)
{Source : natin@yahoogroups.com}
{Untuk mendapatkan artikel-artikel NatIn terbaru, silahkan join ke yahoo group tersebut}
{Untuk mendapatkan artikel-artikel NatIn terbaru, silahkan join ke yahoo group tersebut}
Subscribe to:
Posts (Atom)