Friday, May 1, 2015

Kisah Adzan Terakhir Bilal bin Rabah r.a

Pada zaman Nabi, setiap masuk waktu sholat, maka yang mengumandankan adzan adalah Bilal bin Rabah. Bilal ditunjuk karena memiliki suara yang indah. Pria berkulit hitam asal Afrika itu mempunyai suara emas yang khas. Posisinya semasa Nabi tak tergantikan oleh siapapun, kecuali saat perang saja, atau saat keluar kota bersama Nabi SAW. Karena beliau tidak pernah berpisah dengan Nabi, kemanapun Nabi pergi. Hingga Nabi menemui Allah SWT pada awal 11 Hijriah. Semenjak itulah Bilal menyatakan diri tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar r.a memintanya untuk jadi mu'adzin kembali, dengan hati yang pilu nan sendu Bilal berkata : "Biarkan aku jadi muadzin Nabi saja. Nabi telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi."
Abu Bakar r.a terus mendesaknya, dan Bilal pun bertanya : "Dahulu, ketika engkau membebaskanku dari siksaan Umayyah bin Khalaf. Apakah engkau membebaskanku karena dirimu apa karena Allah?." Abu Bakar r.a hanya terdiam. "Jika engkau membebaskanku karena dirimu, maka aku bersedia jadi muadzinmu. Tetapi jika engkau dulu membebaskanku karena Allah, maka biarkan aku dengan keputusanku." Dan Abu Bakar r.a pun tak bisa lagi mendesak Bilal r.a untuk kembali mengumandankan adzan.
Kesedihan sebab ditinggal wafat Nabi SAW., terus mengendap di hati Bilal r.a. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ingin ikut serta berjihad bersama pasukan Fath Islamy menuju Damaskus, Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria. Lama Bila r.a tak mengunjugi Madinah, hingga sampai suatu malam, Nabi SAW hadir dalam mimpi Bilal dan menegurnya "Ya Bilal, wa maa hadzal jafa' ? Kenapa sampai begini hubungan kita?." dan ditangkap oleh Bilal menjadi "Hai Bilal, kenapa engkau tak mengunjungiku?" Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah untuk ziarah pada Nabi SAW. Sekian tahun sudah dia meninggalkan Nabi SAW.
3 bulan lamanya mengarungi padang pasir dan tiba di Madinah menjelang subuh, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Nabi SAW, pada sang kekasih. Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya. Keduanya adalah cucu Nabi SAW, Hasan dan Husein. Sembari mata Bilal sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Nabi SAW itu. Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal r.a :"Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan buat kami? Kami ingin mengenang kakek kami." Ketika itu, Umar bin Khattab r.a yang telah menjadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon Bilal r.a untuk mengumandangkan adzan meski sekali saja. Bilal pun memenuhi permintaan itu. Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat adzan pada masa Nabi SAW masih hidup. Mulai lah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz "Allau Akbar" dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktivitas terhenti, semua penduduk terbangun dan keluar dari rumah-rumah mereka, semua terkejut dan saling berkata "Apakah ini hari kiamat? Apakah Rasulullah Muhammad SAW sudah dibangkitkan...???" Mendengar suara adzan yang dahulu pernah terdengar ketika Rasulullah SAW masih hidup. Suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok nan agung, suara yang begitu dirindukan itu telah kembali. Ketika Bilal mengumandangkan kata "Asyhadu an laa Ilaaha Illallaah..", seluruh isi kota Madinah berlarian ke arah suara itu sembari berteriak, bahkan pada gadis dalam pingitan mereka pun ikut keluar.
Dan saat Bilal mengumandangkan "Asyhadu anna Muham...madan (tercekat bercampur dengan isak tangis) Rasulullaah", Madinah pecah oleh tangisan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Nabi, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu Madinah mengenang masa saat masih ada Nabi Muhammad SAW diantara mereka. Tak ada pribadi agung yang begitu dicintai seperti Nabi SAW. Dan adzan itu, adzan yang tak bisa dirampungkan itu, adalah adzan pertama sekaligus adzan terakhir dari Bilal r.a semenjak Nabi SAW wafat. Dia tak pernah bersedia lagi mengumandangkan adzan, sebab kesedihan yang sangat segera mencabik-cabik hatinya mengenang seseorang yang karena dirinya derajatnya terangkat begitu tinggi.
Semoga kita juga dapat merasakan nikmatnya Rindu dan Cinta seperti yang Allah karuniakan kepada sahabat Bilal bin Rabah r.a. Aaamiiin.....


Source :
https://justpaste.it/BilalbinRabah
http://pengumpulhikmah.blogspot.com/2013/02/kisah-sahabat-bilal-adzan-terakhir.html
https://www.facebook.com/SudahTahukahAnda.New/posts/1104290436251609?fref=nf


Saturday, April 25, 2015

Pointer Berbintang di C++ - Part I

Yang dimaksud pointer berbintang disini adalah ******p. Secara sederhana jika hanya mempunyai satu bintang *p, maka assignnya p=&q, dengan q adalah variabel biasa tanpa bintang yang mempunyai jenis variabel yang sama dengan p. Mari kita buat contohnya di dev c++ berikut :
Kalo programmnya di running (tekan F11) :
Hasilnya :
Terlihat pointer p kita bernilai 17 yang nilainya sama dengan variabel q yang nilainya juga 17. So disini kelihatan bahwa untuk pointer bintang 1 ini diassign dengan variabel tanpa bintang. Heumm... mari kita lihat masing2 alamat dari variabel p dan q, untuk itu tambahkan kode berikut dalam program :
Biar g' salah paham, Alamat fisik maksudnya adalah lokasi/alamat suatu variabel dalam memory komputer kita. Dari potongan program di atas (line 11 - 12), klu kita mw ngeliad alamat fisik, itu pake tanda ampersand(&) didepan variabelnya, baik itu untuk pointer ataupun non pointer. Contohnya &p yang berupa pointer dan &q yang bukan pointer. Dan untuk pointer, klu mw ngeliad alamat yang ditunjuknya g' ush pake apa-apa didepannya lngsung aj variabelnya. Klu kita running hasilnya :
Nah...dari gambar diatas juga kliatan klu alamat yang ditunjuk oleh pointer p adalah alamat dari variabel q yaitu 0x28FF08. Dan kalo alamat yang ditunjuk oleh pointer p sama dengan alamat q, berarti kedua variabel tersebut saling berhubungan. Makanya klu misalkan q kita ubah nilainya, maka nilai dari pointer p pun ikut berubah. Berikut contohnya :
Klu di-running :
Terus klu pointer p yang nilainya di ubah :
Daan.. hasilnya :
Kliatan klu nilai pointer p atau q salah satunya diubah, maka yang lain juga ikut berubah....

Ok... mari melangkah ke bintang pointer bintang 2............................
Sederhananya pointer bintang 2 itu adalah pointer yang dapat menyimpan alamat dari pointer bintang 1. Contohnya :
Dalam kode diatas, pointer bintang 1 b diassign alamat dari variabel c, selanjutnya alamat b ini dimasukin ke pointer bintang 2 a seperti yang terlihat pada line 35. Hasilnya :
**a menampilkan nilai dari c yang sebelumnya diambil dari b. *a sendiri masih menyimpan alamat yaitu alamat dari variabel c. Disini kita lihat bahwa *a itu menyimpan alamat fisik dari variabel bukan pointer. Jadi bisa saja *a = &c. Contohnya seperti terlihat dalam kode berikut :
Di line 46 dibuat variabel baru yaitu d yang kemudian. Berarti sekarang nilai a itu adalah 55 yang berasal dari d. Dan karena a terhubung juga dengan b, maka nilai b juga ikut berubah menjadi 55 yang menunjukkan bahwa alamat yang disimpan oleh b adalah dari variabel d seperti terlihat di bawah :
Nah masih ada satu lagi cara assign ke pointer bintang 2 ini yaitu *a = e, dimana e adalah pointer bintang 1. Sebenarnya cara assign seperti ini hampir sama dengan a = &b (line 35).
Klu di-run :
Nah....terlihat *a itu nyimpen alamat dari variabel yang simpen oleh pointer e. Alamat yang disimpan oleh e sendiri adalah alamat dari variabel f yang nilainya 90. Makanya **a bernilai 90. Dan terlihat juga nilai a = 0x28FF00 yang merupakan alamat dari fisik dari pointer b. Lhooooo...berarti a dan masih terhubung dunk, dan pointer b sendiri menyimpan alamat fisik dari variabel d (lihat hasil kode line 53). Sooo..kalo nilai **a = 90, berarti nilai b juga adalah 90. Dan karena b terhubung dengan d berarti d juga jadi 90....?? Mari kita lihat alamat yang disimpen oleh pointer b dan nilainya seperti pada kode di bawah :
Hasil :
Terlihat nilai sesuai dugaan yaitu 90. Tetapi nilai d tetap 55. Karena seperti terlihat diatas, alamat fisik yang disimpen oleh b sekarang bukanlah alamat dari d tetapi alamat f. Berarti b dan d itu sudah tidak terhubung tepat ketika kode diline 58 dieksekusi, *a = e; Dari sini kita dapat membuat diagram sebagai seperti terlihat di bawah :
Cukup sekian untuk part I ini.....
Kesimpulan sementara adalah pointer bintang n dapat diassing dengan pointer bintang (n -1)

Go to Part II